Salah
satu keunggulan ikan nila selain tahan terhadap penyakit adalah Food convention
ratio (FCR) yang rendah, bila dibandingkan dengan ikan mas berdasarkan
pengalaman para petani di Yogyakarta, FCR ikan mas 2,2 – 2,8, sedangkan FCR
ikan nila yang dipelihara dikolam air tawar, tambak, dan keramba jarring apung
(KJA) secara intensif dan untuk tujuan komersial sekitar 0,8 – 1,2.
Ikan
mas memiliki FCR 2,2 – 2,8. Artinya, untuk menghasilkan daging mas 1 kg
dibutuhkan pakan sebanyak 2,2 – 2,8 kg. Sementara, untuk menghasilkan 1 kg
daging ikan nila hanya membutuhkan pakan 0,8 – 1,2 kg (FCR ikan nila 0,8 –
1,2). Karena itu, budi daya ikan nila memiliki potensi besar dan layak untuk
dikembangkan.
Ikan
nila sangat mudah beradaptasi dengan kondisi perairan. Mulai dari tambak di
pinggir laut, karamba ditengah aliran sungai, ditengah waduk atau danau, hingga
di kolam air seperti didaerah sukabumi, jawa barat dan sleman, DIY.
Dengan
banyaknya ikan nila strain yang lebih unggul, lebih cepat besar, dan penemuan
hormone jantanisasi menjadikan ikan nila sangat berprospek dan berpeluang untuk
dikembangkan.
Sumber : Buku pintar Budi Daya Dan Bisnis Ikan Nila Karya Bernard T. Wahyu Wiryanta, Sunaryo, SP, Astuti, SP, M.B. Kurniawan.